Masih Banyak yg Ingin Ditanyakan..???

Sang Pencari Bintang punya cerita tenang kehidupan yang sering dia sebut "Dia Diam"

2013年8月27日火曜日

People of Dreams..

Sejak dilahirkan manusia mempunyai mimpi atau impian. Namun, banyak diantara ita melupakan hal itu. 
Bagiku mimpi itu -----> Rencana ------> Harus Dicapai ------> Keyakinan dan Semangat ------> Bersyukur.

Aku bertemu dengan orang-orang yang HEBAT.

2013年6月21日金曜日

Syndrome Stammering

Ada kalanya suatu perjuangan itu dimulai dari sebuah kekurangan yang disadari oleh diri sendiri. Bukannya kekurangan itu berarti harus diartikan dengan sebutan "Masalah Besar" dan hal itu adalah "Karunia yang Besar".
Ini adalah ceritaku..,
Aku kecil sama seperti orang lain yang ingin bermain, berteman.. dan tidak ada yang harus berbeda bagiku. Dalam kehidupan ini aku hanya mengenal, apapun yang aku inginkan dan aku rencakan, maka aku pasti bisa melakukan hal apapun. Setelah beberapa waktu berlalu aku sadar bahwa aku ternyata berbeda dengan teman-teman sebayaku. Aku mempunyai masalah saat aku berbicara.

2012年9月28日金曜日

Bulan muncul begitu dini, padahal sang mentari belum merasa lelah dan siap untuk menenggelamkan dirinya. Banyak orang yang mengatakan bahwa saya hanya seorang pemimpi, namun kata pemimpi itu menjadi cambuk besar untuk saya. Bagaimana saya dapat menwujudkan mimpi-mipi itu..?
Perlahan tahun demi tahun perjalanan terus saya jalani. Ada sebuah cerita dari seorang teman. Saat itu dia berumur 17 tahun, ya.. tepat saat ulang tahunnya yg ke 17, seperti khas Indonesia, setelah seorang anak yang berumur 17 tahun keatas, mereka sudah mendapatkan status "DEWASA". Di saat bersamaan itu, ayahnya meninggal dunia, 

Hal itu sering dia sebut... kesedihan diatas kebahagiaan.

2012年4月25日水曜日

Dalam mimpi aku berani mengatakan bahwa kau akan menggapai cita-citaku di sebuah negara kecil yang makmur dan no.3 Pemenang dalan bidang pendidikan terbaik sedunia. Yaitu Negara Jepang, Alasannya bukan aku tidak bangga di negara sendiri, tetapi aku ingin melihat dunia luar yang diciptakan Tuhan sangat besar dan megah. 

2012年2月10日金曜日

Arti Persahabatan


Dalam dunia ini… Kita tidak punya siapa-siapa kecuali diri sendiri. Tetapi dalam kita bersendiri, kita beruntung karena mempunyai seorang sahabat yang memahami kita. Sebagaimana kita mengharapkan keikhlasan dan kejujuran seorang sahabat, begitu juga dia.
Tetapi kita sering terlupa akan hal itu. Kita cuma mengambil kira tentang harapan dan perasaan kita. Kita rasa dikhianati bila dia tidak menepati janjinya. Kita tidak memberi dia peluang untuk menerang keadaannya. Bagi kita, itu hanyalah alasan untuk menutupi kesalahan dan membela diri. Kita terlupa, kita juga pernah membuat dia ternanti-nanti, karena kita juga ada janji yang tidak ditepati. Kita beri beribu alasan, memaksa dia menerima alasan kita. Waktu itu, terpikirkah kita tentang perasaannya??

Seperti kita, dia juga tahu rasa kecewa.. tetapi kita sering terlupa. Untungnya mempunyai seorang sahabat yang senantiasa di sisi kita pada waktu kita memerlukan. Dia mendengar luahan perasaan kita, segala rasa kecewa dan ketakutan, harapan dan impian kita luahkan, dia memberi jalan sebagai laluan penyelesaian masalah.
Selalunya kita terlalu asik bercerita tentang diri kita, hingga kadang-kadang terlupa sahabat kita juga memiliki cerita yang ingin dibagikan bersama kita. Pernahkah kita memberi dia peluang untuk menceritakan tentang rasa bimbangnya, rasa takutnya? Pernahkah kita menenangkan dia sebagaimana dia pernah menyabarkan kita? Ikhlaskah kita mendengar tentang keberhasilan dan berita gembiranya? Mampukah kita menjadi sumber kekuatannya sebagaimana dia menghembuskan semangat setiap kali kita merasa kecewa dan menyerah kalah?
Dapatkah kita yakinkan dia bahwa kita bisa dipercayai, kita boleh dijadikan tempat untuk bersandar bila terasa lemah, agar tidak rebah? Bolehkah kita menjadi bahu untuk dia sandarkan harapan? Sekali-kali jadilah sahabat yang mendengar dari yang hanya bercerita. Ambillah waktu untuk memahami hati dan perasaan sahabat, karena dia juga seorang manusia, dia juga mempunyai rasa takut, rasa bimbang, sedih dan kecewa. Dia juga memiliki kelemahan dan Dia juga membutuhkan sahabat sebagai kekuatan. Jadilah kita sahabatnya itu. Kita selalu melihat dia ketawa, tetapi mungkin sebenarnya dia tidak setabah yang kita sangka.
Di balik senyumannya itu, mungkin banyak cerita sedih yang ingin diluahkan, di balik kesenangannya, mungkin tersimpan seribu kekalutan, kita tidak tahu, tetapi jika kita coba jadi sahabat seperti dia, mungkin kita akan tahu.
Keep Istiqamah n Smile ^_^

by Imam de Inventori (my friend) terima kasih.

2011年11月30日水曜日

The only exception

When I was younger I saw my daddy cry and curse at the windHe broke his own heart as I watched as he tried to reassemble itAnd my momma swore she would never let herself forgetAnd that was the day that I promised I'd never sing of loveIf it does not exist
But darlin', you are the only exceptionYou are the only exceptionYou are the only exceptionYou are the only exception

Maybe I know somewhere deep in my soul that love never lastsAnd we've got to find other ways to make it alone, keep a straight faceAnd I've always lived like this, keeping a comfortable distanceAnd up until now I'd have sworn to myself that I'm content with lonelinessBecause none of it was ever worth the risk
You are the only exceptionYou are the only exceptionYou are the only exceptionYou are the only exception
I've got a tight grip on realityBut I can't let go of what's in front of me hereI know you're leaving in the morning when you wake upLeave me with some kind of proof it's not a dream
You are the only exceptionYou are the only exceptionYou are the only exceptionYou are the only exception
You are the only exceptionYou are the only exceptionYou are the only exceptionYou are the only exception
And I'm on my way to believingOh, and I'm on my way to believing
(kau ada lah satu-satunya pengeculian.. ya, dalam hidupku, "only you".. dan aku terus mencoba untuk tetap percaya kepada apa yang aku rasakan)

2011年11月26日土曜日

Profesi Keguruan (Model dan Metode Pembelajaran)


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahhi wabarokatuh.
Seiring kasih saying Allah yang telah Dia limpahakan kepada kita, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat-Nya karena berkat taufik dan hidayah-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tentang “Metode dan Media Pembelajaran”.
 Demikianlah yang dapat saya buat,apabila da kesalahan dalam pembuatan makalah saya, diharapkan Bapak Abdul Manaf M.Pd dapat memakluminya, sesungguhnya tidak ada yang sempurna kecuali hanyalah Allah SWT.
Semoga makalh ini dapat bermannfaat bagi kita semua, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Banjarmasin,   Mei 2011
                                                                                        
  
    Penulis, 









DAFTAR ISI
JUDUL .........................................................................................................................      1
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………....       2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………       3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………........  4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………… 
A.    MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN………………………….
1.      METODE CERAMAH…………………………..........................................
2.      METODE DEMONSTRASI……………………………………………….
3.      METODE DISKUSI………………………………………………………..
4.      METODE SIMULASI………………………………………………………
B.     PEMANFAATAN MEDIA SUMBER BELAJAR……………………………
1.      KONSEP DASAR BELAJAR……………………………………………...
2.      MEDIA SEBAGAI SUMBER BELAJAR……………………………….
3.      KLASIFIKASI DAN MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN...
4.      PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN MEDIA……………………………
KESIMPULAN…………………………………………………………………………










BAB I
PENDAHULUAN

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian system pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik. Dalam menerangkan suatu benda, guru dapat membawa bendanya secara langsung kehadapan anak didik di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan penjelasan mengenai benda itu, maka benda itu dijadikan sebagai sumber belajar



BAB II
PEMBAHASAN

A.        Macam-Macam Metode Pembelajaran
Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang biasa digunakan untuk mengimplementasikan strategi  pembelajaran.
1.          Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.[1]

Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah suatu metode di dalam pendidikan dan pengajaran di mana cara menyampaikan pengertian-pengertian materi pengajaran kepada anak didik dilaksanakan dengan lisan oleh oleh guru di dalam kelas. Hubungan antara guru dengan anak didik banyak menggunakan lisan. Peranan guru dan murid berbeda sangat jelas, yaitu guru terutama dalam menuturkan dan menerangkan secara aktif, sedagkan murid mendengarkan dan mengikuti secara cermat serta membuat catatan tentang pokok persoalan yang diterangkan oleh guru. Perlu diketahui bahwa dalam metode ceramah ini peran utama adalah guru. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan metode ceramah bergantung sebagian besar padanya.[2]
Kelebihan Dan Kelemahan Metode Ceramah
Ada beberapa alasan mengapa ceramah sering digunakan. Alasan ini sekaligus merupakan keunggulan metode ini.
1)      Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
2)      Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
3)      Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4)      Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5)      Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, mmaka ceramah sudah dapat dilakukan.

Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:
1)      Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemhan yang paling dominant. Sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
2)      Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. Verbalisme adalah: “penyakit” karena itu, dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi pemebelajaran melalui pendengarannya.
3)      Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Serig terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pebelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4)      Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesepatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin seluruhnya sudah paham.[3]

a.      Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah
Agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik pada tehap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan.

1)      Tahap persiapan
·         Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran adalah proses yang bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus diersiapkan guru. apa  yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran dengan ceramah berakhir
·         Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan suatu ceramah sangat tergantung kepada tingkat penguasaan guru tentang materi yang akan diceramahkan. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang harus disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yag relevan untuk memperjelas informasi yang akan disampaikan.
·         Mempersiapkan alat Bantu. Alat Bantu sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan persepsi dari siswa. Alat Bantu tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparasnsi atau media grafis lainnya untuk meningkatkan kualitas ceramah.





2)      Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:
a)      Langkah pembuka
Langkah pembukaan dalam metode ceraah merupakan langkah yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentunakn oleh langkah ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini.
·         Yakin bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, guru perlu mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa. Mengapa siswa harus paham akan tujuan yang ingin dicapai? Oleh karena tujuan akan mengarahkan segala aktivitas siswa, dengan demikian penjelasan tentang tujuan akan merangsang siswa utuk termotivasi mengikuti proses pembelajaran melalui ceramah itu.
·         Melakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Guna langkah apersepsi dalam langkah pembukuan ini adalah untuk mempersiapkan secara mental agar siswa mampu dan dapat meneima materi pembelajaran. Ibarat dalam sebuah pesta, kita akan merasa senang dan kerasan tinggal di pesta manakala seluruh tamu undangan beserta tuan rumahnya kita kenali dan bahkan akrab seta bersahabat. Sebaliknya, kita ingin cepat keluar atau pulang, bahkan kita tidak ingin menghadiri atau datang ke pesta itu manakala tuan rumah dan seluruh tamu undangan tidak kita kenali. Nah, demikian juga dengan langkah apersepsi langkah ini pada dasarnya langkah untuk menciptakan kondisi agar materi pelajaran itu mudah masuk dan menempel di otak.

b)      Langkah penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara berturut. Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada eberapa hal yang dapat dilakukan:
·         Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa. Kontak mata adalah suatu isyarat dariguru agar siswa mau memerhatiakn. Selain itu, kontak mata juga dapat juga berarti sebuah penghargaan diri guru kepada siswa. Siswa yang selalu mendapatkan pandangan dari guru akan merasa dihargai dan diperhatikan. Usahakan walaupun guru harus menulis di papan tuli kontak mata tetap diperhatikan dengan tak berlama-lama menghadap papan tulis atau membuat catatan yang panjang di papan tulis.
·         Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya guru tidak menggunakan istilah-istilah yang kurang popular. Selain itu, jaga intonasi suara agar seluruh siswa dapat mendengarnya dengan baik.
·         Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar mudah ditangkap oleh siswa.
·         Tampilah respons siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun respons siswa harus kita tanggapi. Apabila siswa memberikan respons yang tepat, segeralah kita beri penguatan dengan memberikan semacam pujian yang membanggakan. Sedangkan, seandainya siswa memberikan respons yang kurang tepat, segeralah tunjukkan ahwa respons siswa perlu perbaikan dengan tikan menyinggung perasaan siswa.
·         Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. Kelas yang kondusif memungkinkan siswa tetap bersemangat dan penuh motivasi untuk belajar. Cara yang dapat digunakan untuk menjaga agar kelas tetap kondusif adalah dengan cara guru menunjukkan sikap yang bersahabat dan akrab, penuh gairah menyampaikan materi pembelajaran, serta sekali-sekali memberikan humor-humor yang segar dan menyenangkan.

c)      Langkah mengakhiri atau penutup ceramah.
Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelaaran. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk keperluan tersebut di antaranya:
·         Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan.
·         Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
·         Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.

2.          Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertujukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, yang sedang dipelajari baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.[4] Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara liasan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut :

a.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pemebelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:
1)      Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan
2)      Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3)      Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pebelajaran.

Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya
1)      Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilakan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberpaa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat mamakan waktu yang banyak.
2)      Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3)      Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk berkerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemampuan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.[5]

b.      Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi
1)      Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
·         Rumuskan tujuan  yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
·         .persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
·         Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.

2)      Tahap Pelaksanaan
a)      Langkah Pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:
·         Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
·         Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
·         Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
b)      Langkah pelaksanaan demonstrasi
·         Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
·         Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan
·         Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.
·         Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

c)      Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pebelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa mamahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakuan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

3.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pemebelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab petanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskuasi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.[6] Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi: pertama, diskusi merupakan siswa muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan; kedua, diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pebelajaran di dalam kelas sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru. Sebab, dengan perencanaan dan persiapan yang matang kejadian semacam itu bias dihindari.
Dilihat dari pengorganisasian materi pemebelajaran, ada perbedaan yang sangat prinsip dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu ceramah dan demonstrasi. Kalau metode ceramah atau demonstrasi materi pelajaran sudah diorganisir sedemikian rupa sehingga guru tinggal menyampaikannya, maka tidak demikian halnya dengan metode diskusi. Pada meode ini bahan atau materi pemelajaran tidak diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan secara organisir oleh siswa sendiri, oleh karena tujuan utama metode ini bukan hanya sekadar hasil belajar
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pemebelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Yang mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.
Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelmpok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
a.      kebihan dan Kelemahan Metode Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan kegiatan belajar mengajar.
1)      Metode diskusi data merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memebrikan gagasan dan ide-ide.
2)      Dapat melatih untuk membiasakan diri bertuka pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
3)      Dapat melatih siswa utuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
1)      Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara
2)      Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3)      Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4)      Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.[7]
b.      Jenis-jenis Diskusi
Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses pemebelajaran, antara lain:

1)      Diskusi kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah: pertama, guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang akan menjadi moderator, siapa yang menjadi penulis. Kedua, sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator. Keempat, sumber masalah memberikan tanggapan, dan kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.

2)      Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelomok. Jumlah anggota kelompok antara-3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi ke dalam submasalah yang harus dipercahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.

3)      Symposium
Symposium adalah metode mengajar dengan mebahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang kehlian. Symposium dilakukan untuk memebrikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah pada penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka symposium diakhiri dengan pembacan kesimpulan hasil kerja ti perumus yang telah ditentukan sebelumnya.
4)      Diskusi panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panulis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan audiens. Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak telibat secara langsung tetapi berperan hanya sekedar peninjau para penulis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif penugasan siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.[8]

c.       Langkah-langkah Melaksanakan Diskusi
Agar penggunan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu di lakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1)      Langkah persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antarannya:
·         Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai mesti dipahami oleh siswa sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai control dalam pelaksanaan yang jelas dapat dijadikan sebagai control dalam pelaksanaan.
·         Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai adalah penambahan wawasan siswa tentang suatu persoalan, maka dapat digunakan diskusi panel; sedangkan jika yang diutamakan adaalah mengembangkan kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan, maka symposium dianggap sebagai jenis diskusi yang tepat.
·         Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat ditentukan dari isi materi pemelajaran atau masalah-masalah yang actual yang terjadi di lingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.
·         Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan seagla fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan.

2)      Pelaksanaan diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
·         Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi.
·         Mmberikan pengarahan seelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
·         Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memperhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan dan lain sebagainya.
·         Mengendalikan pembicaraaan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pebahasan menjadi lebar dan tidak focus.

3)      Menutup diskusi
Akhiri dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut
·         Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
·         Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan baik untuk peraikan selanjutnya.

4.      Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode pengajar, semulai dapat diartikancara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi data digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Belajar bagaimana khusus misalnya, siswa sebelum menggunakan mesin yang benarnya akan lebih bagus melalui simulasi terlebih dahulu. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.

a.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di antaranya:
1)      Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2)      Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topic yang disimulasikan.
3)      Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4)      Memperkaya pengetahuan, dan ketarampilan yang diperlukan dalam menhadapi berbagai situasi social yang problematis.
5)      Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pemebelajaran.

Disamping memiliki kelebihan, simulai juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
1)      Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2)      Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hidburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3)      Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
b.      Jenis-jenis simulasi
Simulasi terdiri dari beberpaa jenis, diantaranya:
1)      Sosiodrama
Sosiodrama adalaah metode pembelajaran bermaian peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena social, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah social serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
2)      Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konseep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya.
3)      Role playing
Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dri simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa actual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang. Topic yang dapat diangkat untuk role playing misalnya kejadian seputar pemberontakan G 30 S/PKI, memainkan peran sebagai juru kampanye suatu partai untuk gambaran keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi.
Langkah-langkah Simulasi
1)      Persiapan simulasi
·         Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak di capai oleh simulasi.
·         Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
·         Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.
·         Guru memebrikan kesempatan kepada siswa utuk bertanya khususnya pada siswa yang terlihat dalam pemeran simulasi.

2)      Pelaksanaan simulasi
·         Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
·         Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
·         Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
·         Simulasi hendaknya dihentikan ada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.

3)      Penutup
·         Melakukan diskusi baik tentang jalannya semulasi maupun materi cerita yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
·         Merumuskan kesimpulan.[9]

B.     Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar
1.      Konsep Dasar Media
Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti perantara atua pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam bidang teknik. Istilah media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.
Ada beberapa konsep atau definisi media pendidikan atau media pembelajaran. Rossi dan Breidle (1966: 3) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut rossi alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan di program untuk pendidikan maka mrupakan media pembelajaran.


2.      Media Sebagai Sumber Belajar
Udin Saripuddin dan Winataputra (199;65) mengelompokkan sumber-sumber belajar menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku/perpustakaan, media massa, alam lingkungan dan media pendidikan. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik. Dalam menerangkan suatu benda, guru dapat membawa bendanya secara langsung kehadapan anak didik di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan penjelasan mengenai benda itu, maka benda itu dijadikan sebagai sumber belajar.[10]

3.      Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.

a.       Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi kedalam:
1)      Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan reakaman suara.
2)      Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara.Yag termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparasnsi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
3)      Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain menggunakan unsur suara juga mengandung unsur gambar yang biasa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsure media yang pertama dan kedua.



b.      Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam :
1)      Media yang memiliki liput yang luas dan serentak seperti radio dan televise. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian yang actual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2)      Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.

c.       Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:
1)      Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide, operhead projector (OHP) untuk memproyeksikan transparasi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini. Maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.

4.      Prinsip-prinsip Pnggunaan Media
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar adaalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Hal ini perlu ditekankan sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari sudut kepentingan guru. Contohnya, oleh karena guru kurang menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, maka guru persiapkan media OHT, dan oleh sebab OHT digunakan untuk kepentingan guru, maka transparansi tidak didesain dengan menggunakan prinsip-prinsip media pembelajaran, melainkan seluruh pesan yang ingin disampaikan dituliskan pada transparan hingga menyerupai koran.
Kejadian lain yang sering terjadi adalah ketika guru menggunakan media film atau melakukan karyawisata. Oleh karena media digunakan tidak diarahkan untuk mempermudah belajar, maka baik film maupun karyawisata sering hanya dijadikan sebagai media hiburan saja.
Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, di antaranya:

a.       Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau tidak semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar utuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

b.      Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pemelajaran. Contohnya untuk membelajarkan siswa memahami pertumbuhan jumlah pendduduk di Indonesia, maka guru perlu mempersiapkan semacam grafik yang mencerminkan pertumbuhan itu.

c.       Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengarkan yang kurang baik, akan sulit memahami pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif. Demikian juga sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan penglihatan yang kurang. Akan sulit menangkap bahan pemebelajaran yang disajikan melalui media visual. Setiap siswa memiliki kemampuan dan gaya yang berbeda. Guru perlu memeprhatikan setiap kemampuan dan gaya tersebut.

d.      Media yang akan diguanakan harus memerhatikan efektivitas dan efesiensi. Media yang memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian juga media yang sangat sederhana belum tentu tidak memiliki nilai. Setiap media yag dirancang guru perlu memperhatiakn efektivitas penggunanya.

e.       Media yang digunakn harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya. Sering media yang kompleks terurama media-media mutakhir seperti media computer, LCD, dan media elektronik lainnya memerlukan kemampuan khusus dalam mengoperasikannya. Media secanggih apapun tidak akan bisa menolong tanpa kemampuan teknis mengoperasikan dan memanfaatkan media yang akan digunakan. Hal ini perlu ditekankan, sebab sering guru melakukan kesalahan-kesalahan yang prinsip dalam menggunakan media pembelajaran yang pada akhirnya penggunaan media bukan menambah kemudahan siswa belajar, malah sebaliknya mempersulit siswa.[11]














BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pemebelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemebelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saa dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bias membuat proses pembelajaran lebih menarik
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komonen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa meteri pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadikegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dan dipahami dengan baik oleh siswa; lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pemebelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Abdul dan Drs. Joko Tri Prasetya. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Arsyad, Azhar. (1996). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Djamarah Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hasibun, J.J. (2000). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sadiman Arief S, Drs. R. Raharjo, dkk. (1984). Media Pendidikan, Pengertian, Pengenbangan, dan Pemanfaatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.


[1] Drs. J.J. Hasibuan, Dip.Ed.& Drs.Moedjiono, Proses Belajar  Mengajar , ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya , 2000 ),hal.13
[2] Drs. H. Abu Ahmad i & Drs. Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, ( Bandung: Pustaka Setia, 1997 ),hal.53
[3] Drs. Syaiful  Bahri Djamarah & Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar  ( Jakarta: PT. Rineka Cipta , 1996),hal.110

[4] Ibid. hal.102
[5] Opchid. hal. 62
[6] Ibid. hal. 57
[7] Ibid. hal. 99
[8] Ibid. hal. 20-22
[9] Ibid. hal. 27-29
[10] Drs. Syaiful  Bahri Djamarah & Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar  ( Jakarta: PT. Rineka Cipta , 1996),hal.138-139.


[11] Ibid.hal.140-143